Selasa, 07 Februari 2012

Just The Way You Are (one shoot story)



“oke ! yang mau request lagu di pagi ini, silahkan kirim sms ke 082314598xxx. Beserta nama dan salamnya buat siapa. Kalau yang nggak mau sms, bisa nulis di kertas terus masukin ke box depan pintu on air-nya. Gue istirahat bentar ya ! mau minum. Hhehhee !!”. Ify segera bangkit dari tempat duduknya. Mengambil sebotol air minuman dan meneguknya hingga tersisa separo botol.

“haus banget, Fy !” tegur temannya yang sedang duduk di sofa warna merah. “iya Vi !” jawab Ify sembari duduk di sebelah temannya—Sivia. Ia kemudian meneguk kembali minumannya. Ify merasa kelelahan sekali pagi ini.

“segitu kekurangan cairan elo, Fy ??” tanya Sivia yang heran dengan sahabatnya ini. Sebegitu melelahkannya, kah menjadi seorang penyiar radio ?. “gak tau, Vi ! hari ini gue ngerasa capek banget. Padahal masih pagi. Apa mungkin gara-gara gue nggak sarapan kali ya ??” Sivia melotot. Bagaimana bisa sahabat yang di sampingnya itu tidak sarapan pagi. Jelas-jelas ia adalah seorang penyiar radio yang memang butuh energi ekstra untuk menyiarkan berbagai macam berita maupun pengumuman. 

“gila loe ! makan dulu nih !” ucap Sivia sembari mengulurkan sebungkus roti pada Ify. Ify sempat mengernyitkan dahinya dan menggeleng. Namun karena dipelototi Sivia, akhirnya Ify mengambil roti tersebut. 

Dengan perlahan-lahan, Ify memakan roti tersebut. Waktu tinggal lima belas menit lagi dari bel tanda masuk. Ify masih emnyisihkan beberapa sisa di bungkus rotinya. Segera ia meneguk kembali air mineralnya. Ify menengok ke dalam box surat yang ada di samping pintu. Hanya ada satu kertas di sana. Ify segera mengambilnya dan membaca tulisan di kertas tersebut sekilas.

JUST THE WAY YOU ARE-BRUNO MARS
Salam,
Your Secret Admirer

Ify menautkan kedua alisnya. Siapa yang sudah mengiriminya surat kaleng. Kalau memang mau berkenalan dengan Ify, ya bertemu dengannya langsung. Toh, ia bukan tipikal orang yang susah diajak bergaul. Ia supel. Namun ia hanya mengedikkan bahunya. Tak digubrisnya surat kaleng itu. Tetapi, tetap saja ia membawanya. Segera ia memasuki ruang on-air.

“oke.. ada nih yang request. Dari Lintar XI IPA-2 ! Zivilia-Aishiteru. Waaww ! yang lagi pacaran nih ye. Okedeh ! langsung gue puterin.” Ify mengakhiri pembicaraannya. Ia melirik kertas yang masih berada di sampingnya. Ia masih terus memutar otaknya. Secret Adimer ?? yang benar saja ?. Entahlah, mungkin suatu saat ia akan mengetahuinya.

“nah ini yang eksklusif nih ! dari secret admirer gue. Buat elo yang di sana, gue puterin lagunya. Lagunya Bruno Mars-Just The Way You Are. Selamat mendengarkan !.” Ify segera keluar dari ruangannya. Ia kemudian menemui Sivia yang tengah asyik membaca Chicken Soup. Ditoelnya pundak Sivia, agar menoleh. “Vi ! loe tau yang naruh kertas ini di box depan ??” tanya Ify sembari memperlihatkan sebuah kertas yang tadi ia temui. Sivia hanya menggeleng. ‘gue yakin ini tulisan cowok’, pikir Ify setelah meneliti sungguh-sungguh tulisan tangan yang berada di kertas itu.
*********

“nah ini yang eksklusif nih ! dari secret admirer gue. Buat elo yang di sana, gue puterin lagunya. Lagunya Bruno Mars-Just The Way You Are. Selamat mendengarkan !.”

Seorang anak laki-laki segera menaikkan sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Ketika ia merasa si penyiar radio—Ify, memutarkan lagu requestnya. Pemuda ini mendengarkan dengan seksama lagu yang sedang diputarkan. Sembari membaca sebuah buku pelajaran. Nyalinya masih ciut untuk mengaku pada si penyiar radio. Mungkin ini memang jalan terbaik untuk dirinya. Mengagumi seseorang tanpa ada yang tahu. Sakit ? yah hatinya memang merasa sakit. Tapi apadaya, ia tidak bisa berbuat apa-apa.

“cause girl you’re amazing. Just the way you are !!” gumamnya menirukan irama lagu yang tengah diputar. Sembari meneruskan membaca buku yang sedang ia pegang.

***********

Ify berjalan menyusuri koridor bersama sahabatnya—Sivia. Memang Ify cukup terkenal di SMA BAKTI PURNAMA. Tetapi bestfriend-nya hanya satu, yaitu Sivia. Mereka berdua terus berjalan. Sembari tertawa renyah. Ia tak menyadari aada satu pasang mata yang terus melihatnya. Mengikutinya hingga sampai di kantin. Ify tak mungkin merasakannya.

“cieee..yang punya secret admirer !!” goda Sivia sembari menyenggol-nyenggol lengan Ify. Ify hanya menatap Sivia sebentar dan mendengus. “kalo besok masih ada yang ngirim surat kaleng ke gue ? gue bakal ngerahin seluruh kemampuan gue buat nyari tuh orang !!” tekadnya. Sivia hanya tersenyum. Tidak ada yang bisa menghentikan tekad Ify. Walaupun itu orang tuanya sendiri.

“Siv.. kog gue ngerasa ada yang merhatiin ya ??” tanya Ify seraya memutar kepalanya. Melihat-lihat adakah seseorang yang tengah mengawasi dirinya. Tapi Ify belum menemukan satu orangpun yang sedang mengawasinya. “gak ada kok, Fy !” ucap Sivia yang juga tidak menemukan satu orangpun yang mengawasi mereka.

Pemuda itu. Yah ! pemuda itu hanya tersenyum. Mereka pasti merasa heran. Mengapa tidak menemukan dirinya ?. Jelas-jelas pemuda ini tengah memperhatikan mereka. Saat Ify dan Sivia merasa ada yang mengawasi, segera ia bersembunyi di balik tembok. Entah, ia memang selalu gesit untuk menghindar atau dewi fortuna sedang berpihak kepadanya. Apakah ia seorang detektif ?. Bukan. Ia adalah seorang siswa di SMA BAKTI PURNAMA.

Ify hanya mengedikkan bahu. Sudahlah ! biarkan saja. Toh ia tidak meneror, pikir Ify. “Siv balik ke kelas yuk !” ajaknya. Sivia menyeruput es jeruknya sebentar setelah itu, ia ikut berdiri dan tersenyum lebar memandang Ify. “huu..dasar Sadako !” ejek Ify yang diikuti tawa renyah khas Ify. Sivia hanya bisa mengerucutkan bibirnya. Terkesan menjadi anak kecil yang sedang ditinggal oleh ibunya. Ify hanya mencubit pipi Sivia dan berlalu meninggalkannya.

********

Ify termenung di teras balkonnya. Menatap rintikan hujan di bulan Desember ini. Bau tanah tersebar di mana-mana. Pikirannya masih melayang jauh. Menerka-nerka siapa gerangan si ’secret admirer’ nya itu. Tapi, ia akhirnya berhenti memikirkan hal itu. Toh akhirnya sia-sia juga. Seiring waktu berjalan, ia pasti akan mengetahui ‘dia’.

“daripada gue mikirin yang nggak jelas, mending browsing-browsing di Internet buat bahan siaran besok.” Gumamnya seraya masuk menuju kamar. Diraihnya laptop apple putih yang tergeletak di atas meja belajarnya. Setelah ia menghidupkan laptopnya, segera ia men-dial up koneksi Internet.

Diketiknya serangkaian kalimat di kolom search google. Matanya masih jeli meneliti satu per satu link yang ada. Setelah merasa sreg, di kliknya link tersebut. Di sana tertulis ‘Kuyang Hantu Kalimantan’. Ify menyunggingkan bibirnya. Memang ia selalu tertarik dengan hal-hal yang berbau mistis. Segera dibacanya artikel itu. Matanya dengan jeli menysuri setiap kata yang ada.

“great !! gue dapet.” Ucapnya. Ify tidak perlu mencetak artikel tersebut. Cukup membaca memindai dan menyimpulkannya. Setelah itu, ia mematikan laptopnya dan mengambil sebuah buku pelajaran. Apalagi kalau bukan mau belajar ?.

********

                Suara kicauan burung mengusik tidur gadis ini. Berkas-berkas cahaya matahari menyerobot masuk melalui celah-celah gordennya. Mata kecilnya mengerjap-erjap. Kelopak matanya telah terbuka sempurna. Ia menguap kecil. Disibakannya selimut yang melilit tubuh mungilnya. Kakinya segera ia pijakkan ke lantai. Mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

                Gadis ini masih saja mematut dirinya di depan cermin. Bukan bergaya ala-ala anak ‘lebay’. Tapi, sebagai gadis simple. Tanpa make-up. Apa adanya. Setelah rapi, ia segera turun ke bawah.

********

                “Ify... sarapan sana. Mama udah telat nih, ada meeting dadakan. Papa juga udah berangkat, kamu berangkat sama kakakmu saja.” Jelas Mama Gina yang terlihat tergesa-gesa. Ify menghela nafas. Kadang-kadang ia ingin sekali sarapan pagi lengkap dengan keluaarganya. Tetapi, orangtuanya bekerja juga untuk dirinya. Yah, Ify hanya bisa diam dan menerima.

                “yaudah, Ma !!. Ati-ati ya.” Ucap Ify sembari mencium punggung tangan Ibunda tercintanya. “kamu juga sayang.. muahh !” jawab Mama Gina sembari mencium pipi kanan anak gadisnya itu.

                “Alvin, Mama berangkat dulu ya ! adikmu jangan ditinggal.” Pesan Mama Gina kepada Alvin—anak laki-lakinya. “siap Ma !!” jawab Alvin sigap. Segera Mama Gina meninggalkan kedua anaknya itu.
                 
                  Ify menarik sebuah kursi dan mendudukinya. Diambilnya selembar roti tawar dan diolesi dengan 
selai kacang. Setelah selesai menyantap roti tawarnya, Ify meneguk segelas susu putih yang tersedia.

                  “udah, Fy ! berangkat yuk !!!” ajak Alvin. Ify hanya mengacungkan ibu jarinya seolah berkata ‘siap’. “eh..bentar kak !!!” cekal Ify sembari mengambil sebuah jeruk Sunkist. Diikutinya Alvin yang sudah berada di depan pintu. Ify memasuki mobil Alvin dan menuju ke sekolahnya.

********
                
                Dengan langkah santai, Ify berjalan menuju ruangan On Air-nya. Ia mengerutkan kening ketika mendapati secarik kertas di dalam kotak boks. Diambilnya kertas tersebut. “orang ini lagi.” Ujarnya. Segera ia memasuki ruangannya.

                “hai..hai..hai... good morning guys !!. Balik lagi nih, sama gue Ify. Berhubung ini hari Jum’at gue mau sedikit berbagi pengetahuan sama kalian semua. Bagi yang takut horor, ngumpet aja deh ya !!.” suara khas Ify sudah menggema di seluruh penjuru sekolah. Ia tidak pernah berhenti mengoceh sebelum bel masuk berdentang.

            “ini adalah salah satu hantu yang ada di Kalimantan. Namanya Kuyang. Yap !! agak aneh sih ya ! namanya. Tapi jangan ngeremehin. Kuyang adalah siluman berwujud kepala manusia dengan isi tubuh yang menempel tanpa kulit dan anggota badan yang dapat terbang untuk mencari bayi. Makhluk ini dikenal masyarakat di Kalimantan. Kuyang sebenarnya adalah manusia (wanita) yang menuntut ajaran ilmu hitam untuk mencapai kehidupan abadi. Pada siang hari, seorang kuyang akan menempuh hidup sehari-hari sebagaimana orang biasa, namun biasanya ia mengenakan pakaian jubah. Pada malam hari kuyang akan terbang untuk mencari darah bayi atau bayi itu sendiri usebagai sarana menambah kekuatan ilmunya.”

“apabila Kuyang bertemu dengan korbannya, ia akan mengusap-usap perut korban yang tengah hamil tersebut. Dan pagi harinya, si korban akan kehilangan janin yang dikandungnya. Untuk mencegah itu, usap kembali perut Kuyang ketika Kuyang mengusap perut korban. Biasanya Kuyang sering berubah menjadi kucing. Jadi hati-hati, ya ! yang punya saudara di Kalimantan, suruh jaga baik-baik kandungannya...” ujarnya.

                “Dan kali ini gue lagi sebel banget. Siapa sih secret admirer gue ?. Ngaku dong ! kalo nggak berani, ya kasih inisial deh !. Gue orangnya gak sombong kok. Gue maunya terbuka. Jangan pake rahasia-rahasiaan.” Ucap Ify geregetan. Ia tidak suka dengan kelakuan orang yang mengaguminya, tetapi tidak memberitahu namanya. Ia benci itu. Ify adalah orang yang supel. Jadi, tidak usah berkecil hati agar bisa mengenal Ify.

                “okelah..biar elo yang disana PUAS. Nih gue puterin lagu kesukaan loe. Just The Way You Are ! Check it out !!” Ify mengakhiri kalimatnya. Ia masih terlihat sedikit kesal. Disambarnya botol air mineral yang berada di meja. Sivia yang setia menemani Ify hanya mengerutkan kening.

                “Loe kenapa Fy ?. Kusut amat !!” tegur Sivia. Ify meneguk air mineralnya. Kemudian ia duduk di samping Sivia. “gue lagi sebel sama secret admirer gue itu. Bikin penasaran tau nggak ??” Ify kembali mencak-mencak di hadapan Sivia. Sivia hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.

                “udahlah, Fy ! besok pasti bakal ketahuan..” ujar Sivia menenangkan. Ia merangkul pundak Ify. Ify meninju-ninju pelan telapak tangannya. Melampiaskan kekesalannya terhadap si ‘secret admirer’ itu.
                “Fy, udah ! lagunya udah selesai noh !! cepetan On lagi !!.”  Sivia menyuruh Ify. Didorongnya pundak Ify pelan. Ify hanya mengangguk dan berjalan lesu ke ruangan On-Air. Sedangkan Sivia kembali membaca Chicken Soup-nya.

                “yap.. oke guys ! lagu udah selesai. Nah ini ada pengumuman dari Miss Heni buat anak XI IPA 2. Yang remidi ulhar Bahasa Inggris. Bentar gue bacain !. busyett banyak amat. Satu, Paramitha Anindya Kusuma. Dua, Satriyo Abimanyu. Tiga, Kencana Dewi Ratih. Empat,.....” Ify membacakan serentetan nama-nama kakak kelasnya yang harus remidi ulangan harian Bahasa Inggris. Capek ? Haus ? Tenggorokan kering ? pasti Ify merasakannya. Tapi, itu adalah resiko seorang penyiar radio sekolah.

********

                “Dan kali ini gue lagi sebel banget. Siapa sih secret admirer gue ?. Ngaku dong ! kalo nggak berani, ya kasih inisial deh !. Gue orangnya gak sombong kok. Gue maunya terbuka. Jangan pake rahasia-rahasiaan.”

                Pemuda itu. Yah, pemuda yang menjadi ‘secret admirer’ Ify. Hanya bisa mengulum senyum. Ketika mendapati sang ‘idola’ marah-marah akibat perbuatannya. Ia masih bingung. Apa yang harus ia lakukan saat ini. Kapan ia bisa mengaku pada Ify ?. Belum ada momen yang pas, pikirnya. “tunggu, Fy !! loe pasti bakalan tau siapa gue.” ujarnya.

********

                Ify berjalan menyusuri koridor sembari bersenandung ria. Sivia mengikuti Ify dari belakang. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Chicken Soup yang ia baca. Sehingga membuat Sivia tak sengaja menabrak orang.

                “eh..sorry ! gue nggak sengaja.” Ucap Sivia pada pemuda itu. “eh..kak Alvin ! sorry kak.”tambah Sivia ketika mendapati Alvin yang ia tabrak. “gak papa. Gue juga kurang hati-hati. Yaudah bye !!” ucap Alvin kemudian pergi meninggalkan Sivia.

                Sivia menatap punggung Alvin yang semakin menjauh. Sebuah rasa yang menggelitik di perutnya. Serasa kupu-kupu berterbangan dengan leluasa di ronnga perutnya. Rasa yang mau tak mau membuat Sivia malu sendiri.

                “haiyooo.... Sivia. Naksir kak Alvin, ya !! tenang. Pasti gue comblangin.” Ujar Ify yang mendapati Sivia tersipu malu. “iihh... apaan sih !!” Sivia hanya bisa salting. Seketika tawa Ify meledak. Meledek Sivia yang tengah terkena virus merah jambu.

                “aku cinta kamu, titik.” Senandung Ify yang sengaja untuk meledek Sivia. “IIFFFYYYYYY....” teriak Sivia kesal. Ify hanya bisa tertawa terpingkal-pingkal sembari memegangi perutnya. Sampai sebuah jitakan mulus mendarat di kepalanya.

                “aduduhh... sakit !!” ringis Ify. Sivia menjulurkan lidahnya dan berlalu meninggalkan Ify. “huu.. Sivia ! ngambek !! AKU CINTA KAMU TITIKK..” ujar Ify yang diikuti dengan senandungnya.

                “IIFFYYYYYYYY..............” teriak Sivia yang mampu membuat para siswa yang berada di koridor menutup telinga. Sivia hanya bisa nyengir. Memamerkan sedikit lesung pipinya. Sedangkan Ify kembali tertawa terpingkal-pingkal.

********

“gue suka gaya loe. Gue suka kelakuan loe yang usil. Gue suka ketawa loe. Gue suka senyuman loe. Gue suka banyolan-banyolan loe. Gue suka hidung mancung loe. Gue suka dagu tirus loe. Gue suka wajah manis loe. Dan yang terakhir gue suka sama loe, Fy ! Cintaa banget. Gue janji. Suatu saat gue bakal ketemu loe. Milikin loe, seutuhnya. Kalau Tuhan mengijinkan..” ujar pemuda itu yang  tak lain adalah ‘secret admirer’ Ify. 

Ia tak henti-hentinya memperhatikan Ify yang sedang meledek Sivia. Ify ? ia tidak tahu kalau sedang diperhatikan oleh seseorang. Atau mungkin tak akan pernah tahu. Karena ‘secret admirer’nya itu pandai bersembunyi. Bukannya ‘ia’ tak berani menampakkan diri. Tapi, ‘ia’ menunggu waktu yang pas untuk membeberkan semuanya.

********

                Ify memakan makan malamnya dengan lahap. Karena seharian ini, tenaganya dikuras dengan ekskul-ekskul sekolah. Mulai dari music sampai mading. Olahraga ? tidak ada satupun olahraga yang mampu ia kuasai dengan bagus. Kecuali lari. Masalah lari, Ify memang cepat. Karena apa ? karena kalau saat  Sivia marah dengan keusilan Ify dan akan mengejarnya, secepat kilat Ify berlari dan bersembunyi.

                “kok.. nanto guo mao bicaroa amoa loeehh..” ucap Ify disela-sela ia mengunyah makanan. “ditelen dulu napa ??” ujar Alvin. Ify hanya bisa terkekeh. Orang tua mereka hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak-anaknya.

                “emm.. kak gue bicara di sini aja deh ! biar mama sama papa juga tahu..” ujar Ify. “mah, pah, kak Ify ha..” ucapan Ify terpotong dengan suara kagetan Mamanya. “hah.. APA ?? KAMU HAMIL, FY ? SIAPA YANG NGE-HAMILIN ??”. Ify hanya bisa terbelalak kaget.

                “Mama apa-apaan sih ? Ify belum selesai ngomongnya. Ify hanya mau ngasih tahu, kalo Ify tuh punya penggemar rahasia. Terus, sebaiknya Ify nyikapin dia gimana ??” ucap Ify panjang. Takut-takut akan disela dengan perkataan yang tidak-tidak oleh Mamanya.

                “mmm... kalo menurut mama sih ! kamu berterima kasih sama dia.”  ujar Mamanya. Kening Ify berkerut. Berterima kasih ? apa tidak salah ?. “kok terima kasih, ma ??” tanya Ify. “yaiya dong ! setau Mama, kamu itu gak punya fans. Berarti kamu patut di-idolakan dong ??!!”  ujar Mama Ify. Ify hanya bisa memanyunkan bibirnya, “iihh.. mama ! serius ?!” Ify mulai  merajuk.

                “kalo menurut papa sih ! kamu harus bangga dong, punya penggemar rahasia. Setau Papa, penggemar rahasia itu lebih.. lebih apa ya ?? kesannya kecintaan penggemar rahasia itu lebih besar daripada penggemar yang udah kenal dengan idolanya.” Jelas Papa Ify. Ify tersenyum. “nah..Papa baru bener ?? nggak kaya’ Mama..” sindir Ify sembari merangkul Papanya.

                “eeee.. Mama itu udah ngandung kamu selama sembilan bulan. Bawa kamu kemana-mana. Nanti kamu durhaka baru tahu rasa..” ucap Mama Ify. “hhehee... Ify bercanda Mamaku sayang !!” ucap Ify sembari memeluk Mamanya dari samping dan mencium pipi Ibunda tercintanya.

                “kalo menurut gue sih, Fy ! penggemar rahasia loe itu bego banget..!!” ujar Alvin yang dari tadi hanya memperhatikan. “loh ??” tanya Ify meminta penjelasan lebih lanjut. “iya.. masa elo di-idolain. Udah suara cempreng gitu. Bawel, jahil, lelet, gak bisa bangun pagi. Kamar jarang dibersihin. Berantakan, amburadul, jarang keramas. Makanya ketombe jatuh dimana-mana. Pikun...” rentetan suara Alvin segera dipotong oleh Ify. “terus ? terusin sampe puas. Sampe mulut kakak keluar bisanya..ehh busanya !!” kesal Ify.

                Alvin mencubit hidung Ify. “apaan sih ?” Ify menepis tangan Alvin. “idihh... adek gue yang jelek ngambek !!” ujar Alvin. Ify memanyunkan bibirnya. Dan... “hhuuuaaaaa... Mama !! kak Alvin jahaatttt....” teriak Ify. 

                “Ify.. jangan teriak-teriak. Kamu juga Alvin, seneng banget sih bikin adik kamu teriak-teriak..” kata Mama Ify sembari memeluk Ify. “hhehehe... pisslop Mah !! seru sih !” setelah mengucapkan itu, Alvin segera berlari menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

                “huuhh... kak Alvin awas ! gue bales loe” batin Ify. “yaudah mah, pah ! Ify ke atas dulu.” Pamit Ify yang segera menuju ke kamarnya.

********

                Pagi-pagi sekali Ify sudah bangun dari tidurnya. Pagi ini, rencananya ia akan membalas Alvin. Ify menggosok-gosokkan kedua tangannya dan tersenyum licik. “siap-siap kak Alvin cuyungg...” gumamnya.

                Ify berjalan ke arah kamar Alvin. Memang pintu kamar Alvin tidak pernah dikunci. Kecuali kalau ia sedang berganti baju. Ify berjalan mengendap-endap ke arah tempat tidur Alvin. Wajah Ify sudah di beri bedak putih sehingga terlihat pucat. Rambutnya yang panjang sengaja ia uraikan sedikit menutupi wajahnya. Rambut ikalnya sedikit ia buat berantakan. Tak lupa, pelan-pelan lampu tidur Alvin, Ify matikan.

                “bbaaannngguunn....” bisik Ify di telinga Alvin. Alvin sedikit terbangun dan membalik badannya. Dengan segera Ify menghidupkan lampu senter yang berada tepat di bawah dagunya. Sedikit Ify melirik Alvin yang terpaku. Wajahnya pucat pasi. Mungkin ia tidak bisa berteriak.

                “hhhh...hhhuuuaaaahahahahahaahaaa.....” tawa Ify meledak. Dihidupkannya lampu kamar Alvin. “yyeyeyeyeye... gue bisa bales dendam !” girang Ify. Tetapi ada yang aneh dengan kakaknya. Ia tidak bergerak sama sekali.

                “loh kak..kakak !! eehh... kok bau pesing !!” selidik Ify. Alvin membelalakkan matanya walaupun masih terlihat sipit. “hhaaa... kakak pipis di celana, ya !!” tebak Ify sembari menudingkan telunjuk tangannya di depan muka Alvin.

                “yyee..ss...ssiiapa juga yang ngompol. Orang ini bukan pipis kok !! tapi..ini !! ” elak Alvin. Ify hanya bisa tersenyum nakal dan menaik-turunkan alisnya. “kakak pasti mau bilang kalo ini air ‘itu’. Iya kan ?? tapi beda kakak ! kalo air ‘itu’ amis. Bukan pesing ! jadi kesimpulannya KAK ALVIN NGOMPOLLLL !!” ujar Ify yang segera keluar dari kamar Alvin. Ify puas. Sangat puas sekali malahan. Pagi ini seluruh orang rumah harus tahu kalau Alvin ngompol.

********

                Ify sudah tidak sabar ingin mengatakan hal ini pada orang tuanya. Setelah Mama, Papa dan Alvin berada di meja makan, Ify segera melancarkan aksinya. “mah ! pah tau nggak ?” ujar Ify yang sedikit melirik Alvin. Dilihatnya Alvin setengah melotot kepadanya. “tadi pagi Kak Alvin ngompol ! serius Ma !!” sambung Ify.

                “loh ?? bukan pasti, sayang !??” ujar Mama Ify. “bener ma ! soalnya tadi pagi Ify nakut-nakutin kak Alvin. Pas udah selesai nakut-nakutinnya, Ify ngerasa ada bau pesing mah !. Dan itu gara-gara Kak Alvin pipis di celana pas Ify takut-takutin.” Jelas Ify.

                “welehh..welehh.. anak Papa yang jantan sendiri kok penakut !!” sindir Papa Ify. “bukan penakut, Papa ! tapi tadi itu Alvin kebelet pipis. Gara-gara Ify nakutin Alvin, ya ! jadi pipis di celana deh !. Hhehe...” ujar Alvin yang diakhiri dengan tawanya.

                “sama aja ngompol kakak !!” sela Ify. Alvin mendengus sebal dan meneruskan acara sarapan paginya. Ify tersenyum lebar. Puas. Lega sekali berhasil membalas dendam kepada Alvin. Walaupun balas dendam itu tidak baik, tetapi bagi Ify itu harus ia lakukan kepada kakaknya.

********

                Ify berjalan di koridor bersama kakaknya. “kak..nyar traktir gue, ya !!??” pinta Ify pada Alvin. Alvin menggeleng-gelengkan kepalanya, “ogah !!” ketusnya. Ify menjentikkan jarinya ketika mendapat sebuah ide brilian.

                “oke kak ! tapi siap-siap aja. Di radio sekolah. Seorang Alvin Jonathan NGOMPOLLL...” ujar Ify. Alvin yang mendengar itu segera menarik tangan Ify yang semula akan beranjak. Ify tersenyum lebar. Idenya berhasil.

                “ngomong aja kalo berani. Namanya loe matiin keluarga loe sendiri. Gue kan kakak loe. Kalo satu sekolahan tahu, bukan hanya gue yang dijauhi. Tapi elo juga, secara loe kan adek gue..” Alvin mencibir dan menjulurkan lidahnya. Setelah itu ia berlalu meninggalkan Ify.

                “iiihhh.... yah ! gak jadi makan gratis deh !!” dumel Ify sembari memasang wajah melas. Hingga sebuah pesawat kertas mengenai keningnya. Ify menautkan kedua alisnya. Dirubahnya bentuk pesawat itu. Ada sebuah tulisan.

JANGAN CEMBERUT ! NTAR CANTIKNYA ILANG LOH !! :D             

                Ify menarik nafasnya panjang dan dihembuskannya secara panjang juga. Pasti ini kerjaan penggemar rahasianya itu. Dilipatnya kembali pesawat itu dan ia simpan di dalam tasnya. “siapapun elo ! thanks !!” ujar Ify.

                Pemuda itu.  Siswa itu. Yah ! ‘secret admirer’ Ify itu. Tersenyum. Mendapati dirinya secara tidak langsung mendapat ucapan ‘terima kasih’ dari Ify.

*********

                Ify kembali berceloteh ria di depan sebuah microphone. Kalimat demi kalimat tak henti-hentinya meluncur dari mulut Ify. Hari ini dengan semangat sekali ia melakukan rutinitasnya. Entah karena apa ? atau karena pesawat dari ‘secret admirer’nya itu ?. Entah.

                “oow..ow.. ternyata secret admirer gue udah ngaku. Namanya Ariano. Eh ! ini beneran namanya, kan ?. Yaudah deh ! Ariano thanks udah jadi penggemar gue. Dan ini ! gue puterin lagu kesenengan loe. Just The Way You Are.. selamat mendengarkan. See ya !!” Ify mengakhiri kalimatnya. Tangannya masih memegang kertas putih yang bertuliskan sebuah coretan tangan khas anak laki-laki.

Teruntuk : Alyssa Saufika (Ify)
JUST THE WAY YOU ARE-BRUNO MARS
Salam,
Ariano

               Ify kembali tersenyum. Segera ia keluar dari ruangan on-airnya. Sivia—yang senantias menunggunya tersenyum penuh arti.

                “jadi, Ariano Fy ! namanya !” ujar Sivia sembari mengulurkan sebotol air mineral. Ify segera mengambil dan meneguk air tersebut. “hmm.... iyadeh,Vi ! kayaknya. Ntar gue mau ke ruang administrasi, ahh ! ngeprint semua nama siswa SMA BAKTI PURNAMA..” jelas Ify.

                “good luck deh, ya ! gue cuman bisa bantu do’a !” ujar Sivia yang diakhiri dengan senyuman khasnya. Ify tersenyum dan meneguk kembali minumannya.

********

                Kamar ini terlihat berantakan sekali. Kertas-kertas berhamburan dimana-mana. Ify masih saja 
meneliti deretan nama-nama siswa SMA BAKTI PURNAMA. Hanya ada lima nama ‘Ariano’ di sana. Ify cukup puas. Setelah menyalin kembali nama-nama terseebut, ia segera membereskan kertas-kertas yang mengotori kamarnya.

                “ada lima nama yang ada Ariano-nya. Emm... gue tanya kak Alvin aja, kali ya !.” gumam Ify yang sedang memperhtikan lima nama yang memiliki unsur nama ‘Ariano’. Segera ia melangkah keluar menuju kamar kakaknya itu.

                CEKLEKK..Pintu terbuka. Terlihat Alvin sedang duduk termangu di balkon. Ify tersenyum jahil. Sebesit ide terlintas di pikiran Ify. Dengan langkah hati-hati, ia menghampiri Alvin yang sedang melamun. “KEBAKARANN..” teriak Ify teapt di telinga Alvin dan memukul pundaknya.

                “air..mana air !! ember..air. Loh ??” Alvin terlihat kebingungan sendiri. Ify hanya tertawa cekikikan. “IFFYYY...” teriak Alvin geram yang segera menggelitik perut Ify. kontan saja, Ify kaget dan tertawa terbahak-bahak.

                “udah..kak !! sakit !” keluh Ify. Alvin masih saja menggelitik Ify. Ify sudah terlihat lemas sekali. “kakk...hh..hhkk...” Ify sesak napas. Tapi, Alvin masih saja meneruskan ‘kegiatannya’. Ia tidak mau dibohongi lagi oleh adiknya.

                Ify sudah tidak kuat. Mukanya pucat. Satu oksigen-pun tak ada yang bisa masuk ke paru-parunya. Hingga badannya limbung. Pingsan. “eh..Fy !! Ify jangan bercanda deh !!” ujar Alvin menepuk-nepuk pipi Ify. Ify tak bergerak sama sekali. Alvin segera membopong adiknya masuk ke kamar.

                “Fy...Ify ! bangun dong !! maafin gue, ya !” ucap Alvin sembari memberi minyak kayu putih di hidung Ify. Ify menggeliat kecil. Matanya terbuka. “gue kenapa kak ??” tanya Ify. Alvin tersenyum lega. “sorry, Fy ! gara-gara gue lama nggelitikin elo, jadi elo sesak nafas deh. Akhirnya pingsan.” Jelas Alvin.

                “hhuuu...kakak. yaudah ! gue maafin. Tapi ada sayaratnya !!” kata Ify sembari tersenyum penuh arti. “apa ??” tanya Alvin segera. “beliin gue ice cream.” Jawab Ify. Seketika Alvin tertawa terbahak-bahak. Ify mengerutkan keningnya. Bingung. Apa ada yang salah dengan ucapannya ?.

                “Kenapa sih, kak ?? ada yang salah ?” tanya Ify kebingungan. Alvin menghentikan tawanya. Ia segera mengatur nafasnya yang masih tersenggal-senggal. “gak ada sih, lucu aja cuman minta ice cream.” Jawab Alvin yang kurang memuaskan. Ify memanyunkan bibirnya. Seketika ia ingat kertas itu.

                “eh..kak ! loe kenal sama semua orang ini ??” tanya Ify sembari menyodorkan kertas bertuliskan nama-nama siswa SMA BAKTI PURNAMA yang mengandung nama ‘Ariano’. Alvin membaca sebentar kertas itu. “pasti ini nama-nama calon tersangka secret admirer, loe ya ??” tanya Alvin yang dijawab anggukan oleh Ify.

                “kalo Ariano Mandala Putra itu, gue kenal. Dia anaknya bengis banget. Pokoknya preman. Jadi nggak mungkin kalo dia jadi secret admirer loe !!” ujar Alvin. Ify hanya mengangguk-angguk dan memperhatikan kakaknya lagi.

                “ Anthanasius Morgan Ariano. Emm... ini anaknya kalo nggak salah, kelas sepuluh. Setau gue, pas MOS ! Dia emang centil banget. Coba aja tanya !!” jelas Alvin. Ify mengacungkan ibu jarinya, “oke..!!”.

                “ Seta Ariano. Emm.. bentar. Gue mikir dulu !” ujar Alvin. “nah ! nggak mungkin, Fy ! ini anak culun gila. Nggak mungkin dia nge-fans ama loe. Fansnya buku semua.” Ujar Alvin. Kembali Ify hanya mengangguk-angguk.

                “Ariano Septa ??. ehh.. dia udah meninggal satu minggu yang lalu. Dan ini yang terkhir, gue nggak tahu. Cari aja sendiri. Berarti ada dua nama, yang bisa elo curigain.” Jelas Alvin. Ify mengambil kembali kertasnya.

                “okidi.. makasih kak !. Sekarang anterin gue ke kedai ice cream. Katanya mau nraktir ice cream. Ayokkk !!” ucap Ify sembari menarik-narik tangan Alvin.

                “iyee.. sabar !!” ujar Alvin kemudian.

*********

                Ify terus menerus mencari tahu tentang sifat dua orang yang menjadi ‘tersangka’nya. Semua informasi berhasil ia korek. Dan hasilnya nihil. Tidak ada yang sering menyatroni kotak pesan di depan pintu On-Air. Ify kembali lemas. Lalu siapakah orang itu. Ia dibohongi. Rasa benci yang lama sudah terpendam, kembali membuncah keluar. “gue benci loe !” gumamnya.

*********
                Detik berganti detik. Menit berganti menit. Jam demi jam bergulir. Hari demi hari terlewati. Bulan berganti bulan. Waktu bagi kakak kelas duabelas untuk ujian nasional. Setelah melewati berbagai rangkaian latihan, tibalah hari ‘ha’ untuk melaksanakan ujian nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment yaaa !!!