KOLINTANG
Kolintang atau kulintang adalah
alat musik khas daerah Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang dibuat
dari kayu lokal yang ringan
namun kuat seperti telur, bandaran, wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang
berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan
tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan
TONG TING TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut
akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
Beberapa group
terkenal seperti Kadoodan, Tamporok, Mawenang yang sudah eksis lebih dari 35
tahun.Pembuat kolintang tersebar di Minahasa dan di pulau Jawa,salah satu
pembuat kolintang yang terkenal Petrus Kaseke.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SASANDO
Sasando adalah sebuah alat
instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama
Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang
bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote
sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya
seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung
panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari
atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang
direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini
memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung
sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun
lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ANGKLUNG
Angklung adalah alat musik
tradisional yang berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan
oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro dan pelog.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
GONG
Gong merupakan sebuah
alat musik pukul yang terkenal
di Asia Tenggara dan Asia Timur. Gong ini digunakan
untuk alat musik tradisional. Saat ini tidak
banyak lagi perajin gong seperti ini.
Gong
yang telah ditempa belum dapat ditentukan nadanya. Nada gong baru terbentuk
setelah dibilas dan dibersihkan. Apabila nadanya masih belum sesuai, gong
dikerok sehingga lapisan perunggunya menjadi lebih tipis. Di Korea Selatan disebut juga Kkwaenggwari.
Tetapi kkwaenggwari yang terbuat dari logam berwarna kuningan ini dimainkan
dengan cara ditopang oleh kelima jari dan dimainkan dengan cara dipukul sebuah
stik pendek. Cara memegang kkwaenggwari menggunakan lima jari ini ternyata
memiliki kegunaan khusus, karena satu jari (telunjuk) bisa digunakan untuk
meredam getaran gong dan mengurangi volume suara denting yang dihasilkan.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
REBAB
Rebab
adalah alat musik gesek yang biasanya menggunakan 2
atau 3 dawai, alat musik ini adalah alat musik
yang berasal dari Timur
Tengah dan mulai
digunakan di Asia
Tenggara setelah
penyebaran pengaruh dari Timur Tengah.
Alat
musik yang menggunakan penggesek dan mempunyai tiga atau dua utas tali dari
dawai logam (tembaga) ini badannya menggunakan kayu nangka
dan berongga di bagian dalam ditutup dengan kulit lembu
yang dikeringkan sebagai pengeras suara.
Dalam
musik Sunda, alat ini juga digunakan sebagai pengiring gamelan, sebagai pelengkap untuk mengiringi
sinden bernyanyi bersama-sama dengan kecapi
dan suling. Dalam gamelan Jawa, fungsi rebab
tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sindhen tetapi lebih
berfungsi untuk menuntun arah lagu sindhen.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
CALUNG
Calung adalah alat musik Sunda yang
merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang
dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul
batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun
menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk
pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada
pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).
Pengertian
calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan.
Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung
jinjing :
1. Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub)
dari yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu)
atau lebih. Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua
deretan (calung indung dan calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung
rantay dipukul dengan dua tangan sambil duduk bersilah, biasanya calung
tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay Banjaran-Bandung), ada
juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu, misalnya
calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di
Banjaran dan Kanekes/Baduy.
2.
Calung jinjing
berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan dengan sebilah kecil bambu
(paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti calung
kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung
bambu), calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2
tabung bambu). Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang
hanya menggunakan calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong
satu buah, tanpa menggunakan calung jongjrong. Cara memainkannya dipukul dengan
tangan kanan memakai pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik
tersebut. Sedangkan teknik menabuhnya antara lain dimelodi, dikeleter,
dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik, dirangkep (diracek), salancar, kotrek
dan solorok.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SARON
Saron
(atau disebut juga ricik) adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk
keluarga balungan.
Dalam
satu set gamelan biasanya punya 4 saron, dan kesemuanya memiliki versi pelog
dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung,
dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu,
dengan bentuk seperti palu.
Cara menabuhnya ada
yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara saron 1
dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada
komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan
cepat. Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras.
Ketika mengiringi lagu ditabuh pelan.
Tabuh
saron
Dalam
memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam dengan tabuh,
lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk menghilangkan
dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut
memathet (kata dasar: pathet = pencet)
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Slenthem
Slenthem
merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar
logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan
menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron,
ricik, dan balungan bila ditabuh. Beberapa kalangan
menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya pada
instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan versi pelog.
Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B,
sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G,
A, C'.
Cara
menabuh slenthem sama seperti menabuh balungan, ricik, ataupun saron. Tangan
kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan "patet", yaitu
menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih
dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun
bentuk dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G
misalnya, gema yang dihasilkan saat menabuh nada C harus hilang tepat
saat nada D ditabuh, dan begitu seterusnya.
Untuk
tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila menggunakan
balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu misalnya demung imbal,
maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang
ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga
pada kondisi slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan
sedang ditabuh cepat, misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
TIFA
Tifa adalah alat musik tradisional yang
berasal dari maluku dan papua, Tifa mirip seperti gendang cara dimainkan adalah
dengan dipukul. Terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangi isinya
dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan
kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan
indah. bentuknyapun biasanya dibuat dengan ukiran. tiap suku di maluku dan
papuamemiliki tifa dengan ciri khas nya masing-masing.
Tifa
biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang,
Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi. rian ini biasanya digunakan pada
acara-acara tertentu seperti upacara-upacara adat maupun acara-acara penting
lainnya.
sumber:http://kaskusnews.com/2009/12/31/tifa-alat-musik-dari-papua/
KENDANG
Kendang,
kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya
mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis
kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang
ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut
kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu
atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih,
dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis
lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi kendhang yang
khas yaitu kendhang kosek.
Kendang kebanyakan
dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah lama menyelami
budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan
sesuai naluri pengendang, sehingga bila dimainkan oleh satu orang denga orang
lain maka akan berbeda nuansanya.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
KACAPI
Kacapi
merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama
dalam Tembang
Sunda atau Mamaos
Cianjuran dan kacapi
suling. Kata kacapi
dalam bahasa
Sunda juga merujuk
kepada tanaman sentul, yang dipercaya kayunya digunakan
untuk membuat alat musik kacapi. Bentuk kacapi ada dua yaitu :
1.
Kacapi
parahu adalah suatu
kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan
suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga
menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu
dengan memahatnya.
2.
Kacapi
siter merupakan
kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu,
lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya
membentuk trapesium.
Untuk
kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi
kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem: pelog,
sorog/madenda, atau salendro.
Saat
ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang
kayu.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
KENONG
Kenong merupakan salah satu alat musik
yang menyusun gamelan
Jawa. Kenong
termasuk dalam golongan pencon, yang termasuk di dalamnya juga gong,
bonang, dan kethuk.
Kenong
merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk, dibandingkan
dengan kempul dan gong
yang walaupun besar namun berbentuk pipih. Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi
dengan tali, sehingga pada saat dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping
namun dapat bergoyang ke atas bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong
yang besar menghasilkan suara yang rendah namun nyaring dengan timber yang khas
(dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap berbunyi ning-nong,
sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi sela-sela
antara kempul.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SITER
DAN CELEMPUNG
Siter dan
celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi
di gamelan Sunda.
Siter
dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang kedua
sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog
dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang
sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan
celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel
satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung dimainkan sebagai salah satu
dari alat musik yang dimainkan bersama (panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung
dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama
"siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga
berhubungan dengan Bahasa
Inggris
"zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda
celempungan.
Senar
siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan
getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen
gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan
berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.
Siter
dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan
Siteran, meskipun
juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SALUANG
Saluang
adalah alat musik tradisional khas Minangkabau, Sumatra Barat. Yang mana alat musik tiup ini
terbuat dari bambu tipis atau talang (Schizostachyum brachycladum Kurz).
Orang Minangkabau percaya bahwa bahan yang paling bagus untuk dibuat saluang
berasal dari talang untuk jemuran kain atau talang yang ditemukan hanyut di
sungai. Alat ini termasuk dari golongan alat musik suling, tapi lebih sederhana
pembuatannya, cukup dengan melubangi talang dengan empat lubang. Panjang
saluang kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Adapun
kegunaan lain dari
talang adalah wadah untuk membuat lemang, salah satu makanan tradisional
Minangkabau.
Pemain
saluang legendaris bernama Idris Sutan Sati dengan penyanyinya
Syamsimar.Keutamaan para pemain saluang ini adalah dapat memainkan saluang dengan
meniup dan menarik napas bersamaan, sehingga peniup saluang dapat memainkan
alat musik itu dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini
dikembangkan dengan latihan yang terus menerus. Teknik ini dinamakan juga
sebagai teknik manyisiahkan angok (menyisihkan napas).
Tiap
nagari di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing
nagari memiliki style tersendiri. Contoh dari style itu adalah Singgalang,
Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah. Style Singgalang dianggap
cukup sulit dimainkan oleh pemula, dan biasanya nada Singgalang ini dimainkan
pada awal lagu. Style yang paling sedih bunyinya adalah Ratok Solok dari daerah
Solok.
Dahulu,
khabarnya pemain saluang ini memiliki mantera tersendiri yang berguna untuk
menghipnotis penontonnya. Mantera itu dinamakan Pitunang Nabi Daud. Isi dari
mantera itu kira-kira : Aku malapehkan pitunang Nabi Daud, buruang
tabang tatagun-tagun, aia mailia tahanti-hanti, takajuik bidodari di dalam
sarugo mandanga buni saluang ambo, kununlah anak sidang manusia......dst
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
DEMUNG
Demung adalah salah satu
instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Dalam satu set
gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog dan slendro.
Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan, dengan
ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis
namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih
rendah. Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu,
lebih besar dan lebih berat daripada tabuh saron.
Cara menabuhnya ada
yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh bergantian antara demung
1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun mengikuti pola
tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada komando
dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang menggambarkan
kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada
gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika
mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh
cepat dan keras.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
TALEMPONG
Talempong
adalah sebuah alat musik pukul khas suku bangsa Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan
instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari
kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan.
Talempong ini berbentuk bundar pada bagian bawahnya berlobang
sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran
yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat
untuk dipukul. Talempong memiliki nada
yang berbeda-beda. Bunyi dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada
permukaannya.
Talempong
biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti
Tari
Piring yang khas, Tari
Pasambahan, dan Tari
Gelombang.
Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa.
Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai dengan tangga
pranada DO dan diakhiri
dengan SI. Talempong diiringi oleh akord
yang cara memainkanya serupa dengan memainkan piano.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SERUNAI
Serunai atau juga disebut puput serunai
adalah nama alat musik aerofonik (tiup) yang dikenal di Indonesia
sebagai alat musik tradisional di masyarakat Minang.
Bagian unik dari serunai adalah ujungnya yang mengembang, berfungsi untuk
memperbesar volume suara.
Asal
mula serunai atau "puput serunai"
diduga datang dari nama shehnai,
alat musik yang diduga berasal dari Lembah Kashmir di dataran Utara India.
Alat musik shehnai diduga juga
merupakan perkembangan dari alat musik pungi
yang dipakai dalam musik para pemikat ular
tradisional India.
Setelah
dikenal luas di Sumatera
Barat, serunai
menjadi populer dan dikenal sebagai alat musik tiup tradisional di Minang.
Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, terutama di bagian daratannya
seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Limo
Koto, dan juga di
daerah pesisir pantai Sumatera Barat sepanjang pantai Samudera Hindia. Alat musik ini sejak lama telah
dipopulerkan ke seluruh Indonesia oleh para imigran dari Minang dan juga telah dikenal
sebagai alat musik tradisional di Malaysia dengan nama sama.
Puput
serunai biasanya dimainkan dalam acara-acara adat yang ramai, seperti upacara perkawinan, penghulu (batagak pangulu dalam bahasa Minang) dan sebagainya. Alat musik ini
juga biasa dimainkan dengan bebas, baik perorangan, pada saat memanen padi
atau saat bekerja di ladang. Musik serunai juga populer untuk mengiringi
pertunjukan pencak
silat Minang. Dalam
sebuah penampilan, serunai dapat dimainkan secara solo (sendirian), dan dapat
digabung dengan alat musik tradisional lainnya, seperti talempong, gendang dan sebagainya.
Bahan
untuk membuat sebuah puput serunai tradisional Minang terdiri dari batang padi,
kayu atau bambu,
tanduk kerbau
atau daun kelapa.
Bagian
penata bunyi serunai terbuat
dari kayu capo
ringkik atau dari bambu
talang yang
ukurannya sebesar ibu jari tangan. Capo ringkik adalah sejenis tanaman perdu
yang mempunyai lapisan kayu keras namun mempunyai bagian dalam yang lunak,
sehingga mudah untuk dilubangi. Kayu yang panjangnya 20 cm tersebut diberi 4
lubang yang berselisih jarak 2,5 cm, yang berfungsi memberi beda tinggi
rendah nada. Nada yang lazim pada alat musik tradisional Minang termasuk puput
serunai adalah nada
pentatonis do-re-mi-fa-sol.
"Puput" adalah bagian yang ditiup
pada alat musik serunai, biasa terbuat dari kayu, bambu
talang, atau batang
padi tua. Bagian ini disambungkan oleh bagian penyambung yang berfungsi sebagai
pangkal puput tersebut. Panjangnya sekitar 5 cm dan terbuat dari kayu keras.
Penyambung ini dilubangi untuk saluran udara tiup, yang bersambungan dengan
poros badan dan poros corong. Di bagian belakang, bagian penyambung ini juga
berbentuk corong, dengan diameter 2 cm.
Bagian
"corong" adalah
bagian ujung serunai yang dibentuk membesar seperti ujung akhir alat musik terompet. Fungsi bagian ini adalah untuk
memperkeras atau memperbesar volume suara. Bagian ini biasanya terbuat dari
kayu, terutama kayu
gabus, dari tanduk
kerbau yang secara alamiah telah berbentuk
lancip mengembang, ataupun dari daun
kelapa yang dililitkan. Panjangnya sekitar
10 sampai 12 cm, dengan garis tengah 6 cm di bagian yang mengembang.
Dalam
pembuatan serunai terdapat spesifikasi yang bervarisi di tiap daerah. Bahkan
ada jenis serunai di mana pengaturan nada dilakukan dengan cara menutup dan
membuka permukaan bagian corong.
Dalam
orkes tradisional Minang, serunai biasanya dimainkan bersama instrumen lainnya
seperti talempong, gendang dan gong
yang menghasilkan perpaduan bunyi dan irama tradisional khas Minang.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
GENDER
Gender adalah alat musik pukul logam (metalofon) yang menjadi bagian dari perangkat
gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14
bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator
dari bambu atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah
dari kayu (Bali) atau kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda,
tergantung tangga
nada yang dipakai.
Pada gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog
pathet nem dan lima, dan pelog pathet
barang.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
TRITON
Triton
adalah alat musik tradisional
masyarakat Papua. Triton dimainkan dengan cara ditiup. Triton merupakan alat musik
khas Papua yang terbuat dari kerang. Alat musik ini terdapat di seluruh pantai,
terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja
Ampat. Awalnya, alat ini hanya digunakan untuk sarana komunikasi
atau sebagai alat panggil atau pemberi tanda. Selanjutnya, alat ini juga
digunakan sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional di Papua.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PERERET PENGASIH-ASIH
Pereret
adalah alat musik kuno sejenis trompet yang terbuat dari bahan kayu
yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi terompet. Pengasih - asih adalah guna
- guna ( pelet ) sedangkan jodoh adalah pasangan yang layak sebagai suami atau
istri.
Alat
musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali.
Biasanya alat musik ini digunakan untuk mengiringi kesenian Sewo
Gati. Cara
menggunakan Pereret ini adalah dengan meniup alat tersebut sehingga keluar
suara yang sangat merdu dan menawan hati.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
BEDUG
Bedug
adalah alat musik tabuh seperti gendang.
Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan
tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi
tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia,
sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat
atau sembahyang. Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau
sepanjang kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi
sehingga berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar
ditutup dengan kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput
gendang. Bila ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah,
tetapi dapat terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
Bedug
sebenarnya berasal dari India dan Cina.
Berdasarkan legenda Cheng Ho dari Cina, ketika ketika Laksamana Cheng Ho datang ke Semarang, mereka disambut baik oleh Raja
Jawa pada masa itu. Kemudian, ketika Cheng Ho hendak pergi, dan hendak
memberikan hadiah, raja dari Semarang mengatakan bahwa dirinya hanya ingin
mendengarkan suara bedug dari masjid.
Sejak itulah, bedug kemudian menjadi bagian dari masjid, seperti di negara Cina,
Korea dan Jepang,
yang memposisikan bedug di kuil-kuil sebagai alat komunikasi ritual keagamaan.
Di Indonesia, sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengani waktu
salat atau sembahyang. Saat Orba berkuasa bedug pernah dikeluarkan dari surau
dan mesjid karena mengandung unsur-unsur non-Islam. Bedug digantikan oleh
pengeras suara. Hal itu dilakukan oleh kaum Islam modernis, namun warga NU melakukan perlawanan sehingga sampai sekarang dapat
terlihat masih banyak masjid yang mempertahankan bedug.
Fungsi bedug :
- Fungsi sosial : bedug berfungsi sebagai alat komunikasi atau petanda kegiatan masyarakat, mulai dari ibadah, petanda bahaya, hingga petanda berkumpulnya sebuah komuntas.
- Fungsi estetika : bedug berfungsi dalam pengembangan dunia kreatif, konsep, dan budaya material musikal.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
TAMBO
Tambo
adalah alat musik tradisional Aceh.
Tambo terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai alat peregang
kulit. Bentuknya sejenis tambur dan dimainkan dengan cara dipukul. Di zaman
dulu, tambo berfungsi sebagai alat komunikasi
untuk menandakan waktu salat
atau sembayang dan untuk mengumpulkan warga ke Meunasah guna membicarakan
masalah-masalah kampung. Saat ini, tambo sudah jarang digunakan karena adanya teknologi
modern berupa mikrofon.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
CANANG
Canang
atau bende adalah sejenis gong
kecil yang dapat dijumpai di hampir seluruh kepulauan Nusantara,
dari Sumatera
hingga Maluku
dan Papua.
Pada masa lalu, canang biasanya digunakan untuk memberikan penanda kepada
masyarakat untuk berkumpul di alun-alun terkait informasi dari penguasa, untuk
menyertai kedatangan raja atau penguasa ke daerah tersebut, atau untuk menandai
diadakannya pesta rakyat. Saat ini, canang biasanya digunakan untuk menandakan
adanya keramaian seperti topeng
monyet atau pesta rakyat yang lain.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
NAFIRI
Nafiri
merupakan alat musik tradisional yang berasal dari propinsi Riau
di pulau Sumatera
yang bentuknya mirip dengan terompet.
Masyarakat melayu
di Riau sendiri tidak hanya mengembangkan alat musik seperti nafiri tetapi juga
alat-alat musik seperti : canang, tetawak, lengkara,
kompang, gambus, marwas, gendang, rebana, serunai, rebab, beduk, gong, seruling, kecapi, biola
dan akordeon.
Alat-alat musik di atas menghasilkan irama dan melodi tersendiri yang berbeda
dengan alat musik lainnya. Kita dapat melihat permainan alat musik ini bersama
dengan pertunjukkan makyong
yang merupakan sebuah bentuk kesenian tradisional yang saat ini masih dimainkan
dan diwariskan di propinsi Riau.
Selain sebagai alat musik, nafiri juga digunakan sebagai alat komunikasi
masyarakat melayu. Terutama untuk memberitahukan tentang adanya bencana, dan
berita tentang kematian.
Asal-usul
alat musik tersebut belum begitu jelas. Jika melihat perjalanan sejarah
propinsi Riau, sejak dahulu sudah ditempati oleh orang-orang Melayu
pada masa kerajaan Sriwijaya. Orang Melayu tersebut menempati
berbagai macam tempat di selat malaka. Pembauran yang terjadi antara masyarakat
melayu dengan suku bangsa Padang, Jawa,
Minangkabau, Bugis,
Banjar dan Batak
menyebabkan munculnya berbagai macam budaya termasuk didalamnya alat-alat
musik. Akan tetapi, ada suatu pendapat bahwa alat musik ini berasal dari India
karena mirip dengan alat musik untuk memainkan ular.
Selain itu ada juga pendapat bahwa alat ini berasal dari daerah Timur Tengah karena adanya kemiripan nama yaitu naifr.
Pada
jaman kerajaan-kerajaan, nafiri merupakan salah satu alat yang penting untuk
digunakan pada acara penobatan raja selain sebagai alat musik di istana. Pada
kerajaan melayu dulu alat pusaka Nobat seperti nafiri, gendang, sirih esar, dan cogan merupakan
lambang negara atau yang biasa disebut dengan regelia kerajaan yang
dijadikan sebagai kekuatan spiritual dan kehormatan kerajaan bersama dengan
adat istiadat. Tanpa adanya alat-alat tersebut penobatan seorang raja tidak
dapat disahkan. Ada kepercayaan pada jaman dahulu jika kedua kekuatan spiritual
tersebut rusak maka akan hancur dan runtuhlah harkat dan harga diri bangsa
tersebut. Bagi Kerajaan Kerajaan Melayu di rantau itu, sebuah kerajaan boleh
saja ditaklukan, direbut, dan dikuasai oleh pihak lain. Raja atau sultannya
bisa saja terusir dan melarikan diri ke negara atau daerah lain, mencari
perlindungan. Tetapi, jika Regelia Kerajaan tidak dirampas dan tidak direbut,
selagi Regelia sakti dan keramat itu masih dipegang oleh rajanya, maka
kedaulatan negeri itu masih tegak. Sultannya tetap punya kedaulatan, dan dia
bisa mendirikan kerajaan di mana saja, dan dijadikan raja di mana saja. Karena
alat-alat yang dianggap memiliki kesaktian itu, belum ditaklukkan. Karena
itulah, siapapun yang memegang dan diberi tugas menjaga Regelia itu, adalah
seorang yang kuat dan perkasa. Seseorang yang memiliki kekuasaan jauh di atas
kekuasaan lain, termasuk sultannya sendiri. Biasanya orang tersebut merupakan
penasihat raja. Di Kedah nafiri bersama dengan alat-alat musik nobat lainnya
disimpan didalam sebuah tempat yang bernama Balai
Nobat. Balai Nobat
sendiri merupakan bangunan yang khas dengan arsitektur Islam.
Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya kubah diatasnya. Bangunan ini telah
seringkali direnovasi terutama pada jaman pemerintahan Sultan kedah yang ke-25
yaitu Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah yang telah menduduki takhta mulai
tahun 1854 hingga 1879. Nobat berasal dari Kata Persia ‘Naubat” yang berarti
sembilan instrumen. Nobat merupakan orkestra musik kerajaan yang digunakan
terutama untuk penobatan raja, bangsawan serta penyambutan tamu istimewa. Para
pemainnya disebut dengan Orang Nobat. Nobat juga dimainkan bersama
dengan perayaan-perayaan suci lainnya seperti kematian. Ada sebuah kepercayaan
bahwa nobat berasal tradisi India yang ditularkan oleh para pedagang yang saat
itu singgah di selat Malaka.
Pada
jaman kerajaan dulu, nafiri digunakan sebagai alat untuk menyatakan peperangan
terhadap kerajaan lain. Selain itu juga, nafiri digunakan untuk memberitakan
tentang kematian raja, diangkatnya raja. Alat ini juga digunakan untuk
mengumpulkan rakyat, agar mereka segera datang ke alun-alun istana untuk mendengarkan
berita atau pengumuman dari rakyat mereka. Oleh karena itu, alat ini dijadikan
sebagai barang pusaka kerajaan.
Menurut
kepercayaan orang Melayu Riau, ketika memainkan alat musik ini para pemainnya
dirasuki oleh para dewa, mambang, dan peri. Sehingga seolah-olah mereka
menyampaikan pesan akan terjadinya bahaya atau kejadian penting lainnya. Oleh
karena itu, sebelum ditiup alat musik ini perlu dipusung yaitu diasapi
diatas pedupaan. Nafiri ditiup dengan aliran udara yang tidak terputus selama
dua atau tiga jam. Pemain Nafiri harus orang yang memiliki nafas panjang, sehat
badannya, dan memiliki teknik khusus sehingga tidak putus tiupannya. Nafiri
ditiup hanya dengan tangan tangan kanan sedangkan tangan kirinya memegang
bagian bawahnya.
Fungsi dan kegunaan
- Pengiring tarian tradisional, tari Inai, tari Jinugroho dan tari Olang.
- Sebagai alat musik yang utama didalam musik robat yang merupakan musik yang dimainkan di lingkungan masyarakat.
- Sebagai melodi yang digunakan untuk menentukan gerakan-gerakan silat.
- Untuk penobatan raja-raja ketika Riau masih berbentuk kerajaan-kerajaan serta bangsawan.
- Tanda terhadap terjadinya peperangan, bencana, dan kematian.
- Alat yang digunakan sebagai penanda spiritual untuk memanggil dewa, roh, atau arwah nenek moyang.
sumber
: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
SAMPEK
Sampek adalah alat musik
tradisional Suku Dayak, terbuat dari berbagai jenis kayu ( kayu arrow, kayu
kapur, kayu ulin). Dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan
waktu berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya
sampek akan diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya, dan setiap ukiran
memiliki arti.
Mendengarkan bunyi
sampek yang mendayu dayu, seolah memiliki roh/kekuatan. Di Pampang banyak warga
yang amat mahir memainkan sampek. Bunyi sampek biasa digunakan untuk mengiringi
sebuah tarian, atau memberikan semangat bagi para pasukan perang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Comment yaaa !!!